Selasa, 12 Juni 2012

Jangan Remehkan Pelajar Indonesia

Bangsa Indonesia memiliki banyak pelajar yang mampu berkreasi dan mendapatkan prestasi baik tingkat nasional maupun internasional. Pada kompetisi akademik, siswa Indonesia sering memborong juara dari olimpiade dan karya tulis ilmiah tingkat internasional. Selain dibidang akademik banyak pula prestasi yang telah diraih oleh pelajar Indonesia, mulai dari pemenang kontes robot dunia, juara dalam festival penelitian internasional, sampai wisudawan terbaik universitas terkenal dunia telah membuktikan kualitas pelajar Indonesia dalam kancah internasional.
Hal senada diungkapkan Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina, bahwa Indonesia memiliki kekayaan manusia luar biasa. Jumlah anak muda produktif. Potensi tersebut menjadi peluang bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar.
Namun, sampai saat ini, masyarakat Indonesia belum juga sejahtera. Prestasi yang diperoleh hanya sekedar mengharumkan nama bangsa Indonesia dalam kancah internasional. Aplikasi dari temuan kreatif pelajar Indonesia belum diwujudkan dalam bentuk usaha untuk kemakmuran masyarakat Indonesia.
Prestasi pelajar Indonesia hanya hangat sementara dalam pembahasan media. Seperti robot-robot buatan anak bangsa dan prestasi akademik tingkat internasional. Setelah itu, mereka seperti hilang ditelan berbagai permasalahan di Indonesia ini. Seharusnya, temuan anak bangsa ini dijadikan motivasi pemerintah untuk menjadi negara lebih produktif.
Berita paling hangat yang telah menggebrak perekonomian dunia dari kreativitas pelajar Indonesia adalah lahirnya sebuah mobil beraroma Indonesia oleh siswa SMK jurusan otomotif. Mobil Essemka ini dapat dikembangkan dengan membuat pabrik mobil nasional. Perencanaan yang matang dengan sistem negara yang bersih diperlukan untuk merintis perusahaan mobil nasional dapat diterapkan  agar dapat memberikan sumbangsih untuk rakyat Indonesia.
Selama ini, negara hanya mengekspor bahan mentah dan mengimpor barang jadi. Siapa yang akan mendukung hasil karya anak bangsa ini kalau bukan negara yang diwakili oleh pemerintah? Manusia butuh berkembang. Apabila di negeri sendiri tidak bisa berkembang, maka hijrah ke negeri lain adalah solusi terbijak. Hal inilah yang mungkin menjadi alasan BJ Habibie lebih nyaman berkarya di Jerman daripada di Indonesia. Maka, jangan salahkan pelajar Indonesia yang kemudian berkarya di luar negeri.
Inilah tugas pemerintah melalui lembaga kementrian pendidikan untuk membangun sumber daya manusia yang bervisi dan misi. Oleh karena itu, mulai detik ini, pihak pemerintahan dapat menaungi para pelajar Indonesia dengan berbagai cara agar mereka memberikan kontribusi yang nyata untuk bangsa.
Bagi pelajar yang sangat cerdas, pihak pemerintahan dapat memfasilitasi mereka dengan mengirim mereka belajar setinggi-tingginya kemanapun di dunia ini untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Kemudian mereka diwajibkan kembali ke tanah air untuk mengamalkan ilmu yang didapatkannya. Selain itu pemerintahan dapat menetapkan suatu program pijakan baru untuk kemajuan pendidikan Indonesia yaitu dengan memanggil orang-orang pintar dan berpengaruh Indonesia di perantauan untuk kembali ke tanah ibu pertiwi dan memajukan negara dengan sebelumnya menyiapkan berbagai fasilitas keilmuan yang diperlukan.
Jadi, dengan memberdayakan kualitas pelajar Indonesia yang mumpuni, perwujudan Indonesia yang sejahtera dan maju akan sangat mungkin diraih. Tingkat ketergantungan dengan negara asing dapat diminimalisir dengan mengkonsumsi barang-barang lokal yang diproduksi sendiri, dan angka kemiskinanpun dapat ditekan dengan dibukanya lapangan kerja yang seluas-luasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Primbon Jawa, Boleh Percaya Boleh Tidak

Primbon Jawa, Boleh Percaya Boleh Tidak - Banyak kebiasaan di Jawa yang dipercaya oleh banyak orang memiliki pengaruh dalam kehidu...